Bismillaah hirrohmaanirrohiim,
Apapun yang Kamu yakini sebagai kenyataan, ia akan menentukan sikap dan perilaku Kamu, meski sejatinya ia bukan kenyataan.
Satu penelitian tentang kekuatan keyakinan pernah dilakukan oleh Universitas Yale, Amerika Serikat. Kepada beberapa mahasiswa dikatakan, "Orang yang bermata biru jauh lebih cerdas daripada orang yang bermata hitam. Hasil belajar mereka jauh lebih baik." Tidak ada penjelasan lebih, tapi sesuatu yang menakjubkan terjadi. Hasil belajar mahasiswa bermata biru berkembang sangat pesat. Sebaliknya, nilai yang didapat mahasiswa bermata hitam merosot tajam. Para peneliti kembali mengumpulkan mereka. Kepada para mahasiswa itu disampaikan bahwa telah terjadi kekeliruan dalam penelitian. Sebab, mahasiswa bermata hitam ternyata jauh lebih cerdas dibandingkan mahasiswa bermata dengan warna selain hitam. Para peneliti kemudian meminta maaf pada semuanya.
Untuk kedua kalinya terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan. Hasil ujian mahasiswa bermata hitam melesat tinggi. Sebaliknya, hasil ujian yang diperoleh mahasiswa bermata biru merosot tajam. Setelah itu para peneliti mengumpulkan mereka kembali. Kepada mereka dikatakan bahwa warna mata tidak ada hubungannya dengan kecerdasan. Para ahli juga menyampaikan bahwa yang mereka lakukan hanyalah meneliti tentang kekuatan keyakinan. Dijelaskan juga bahwa hasil yang diperoleh kedua kelompok mahasiswa itu bukan karena warna mata, melainkan karena keyakinan bahwa mereka lebih unggul. Karena keyakinan ini, terbentuklah citra diri yang kuat pada setiap mahasiswa yang membuat sikap mereka berjalan seperti keyakinan dan citra diri mereka. Itulah yang mempengaruhi hasil ujian yang mereka dapatkan.
Henry Ford, pembuat mobil Ford pertama di dunia, mengatakan sesuatu yang membuat orang kagum, "Jika Anda yakin mampu melakukan sesuatu atau Anda yakin tidak mampu melakukan sesuatu, Anda benar dalam dua keyakinan itu."
Keyakinan melahirkan perbuatan. Jika kamu yakin mampu mempelajari bahasa baru dalam enam bulan maka kamu terdorong bersikap seperti itu. Tetapi, jika kamu yakin tidak mampu, sikap kamu akan sejalan dengan keyakinan itu. Jadi, keyakinan adalah kekuatan luar biasa yang mengukuhkan pikiran seseorang sehingga menumbuhkan perasaan, perbuatan, hasil, dan membuat kehidupan persis seperti yang ada dalam pikiran.
Ketika ditabrak mobil truk besar, Ronne Scallion masih berusia delapan tahun. Saat itu ia hendak menyeberang jalan. Peristiwa itu mengancam hidupnya. Beruntung Tuhan menyelamatkannya dari kematian. Namun, para dokter terpaksa mengamputasi kedua kakiknya. Beberapa hari kemudian, Ronne pulang ke rumah orangtuanya. Hatinya hancur berkeping-keping. Sang orangtua hanya bisa menenangkan bahwa apa yang terjadi merupakan kehendak Allah. Kepadanya disampaikan banyak contoh orang-orang terkemuka, salah satunya adalah Hellen Killer yang dilahirkan dalam keadaan tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara. Namun, belakangan ia menjadi sosok yang sangat berpengaruh.
Ronne mulai tenang karena mendengar hiburan dari ayahnya. Ia memutuskan untuk kembali bersekolah. Sungguh tidak diduga bahwa teman-teman sekolahnya banyak yang menjauh, bahkan ada yang mengolok-oloknya. Karena sangat sedih, Ronne berhenti sekolah. Agar tetap dapat belajar, sang ayah memanggil guru ke rumah untuk Ronne menjalani home schooling. Ronne terus belajar. Hasil yang diperoleh mencengangkan semua orang. Hal itu melahirkan impian baru untuk terus beradaptasi dan melangsungkan hidupnya. Suatu hari, Ronne nonton televisi. Kebetulan acara yang diputar adalah kejuaraan karate tingkat dunia. Meskipun berbahaya, Ronne merasa bisa ikut dalam permainan ini. Impian bisa ikut olahraga karate disampaikan Ronne kepada orangtuanya. Tentu mereka tidak dapat memenuhi permintaannya ketika itu. Tetapi, karena Ronne memaksa, sang ayah memutuskan untuk menemaninya ke tempat latihan karate. Pimpinan tempat latihan itu adalah seorang penyandang gelar juara yang bernama Lez Lee. Ia bersedia membantu Ronne. Pada awalnya ia memberikan pelatihan olah pikiran, olah jiwa, latihan bernapas, lalu latihan trik bertarung. Dalam menjalani semua latihan itu, Ronne duduk di atas kursi yang dapat digerakkan dan biasa digunakan dalam ajang pertandingan. Seiring bergulirnya waktu, Ronne menjadi sangat mahir bermain karate. Karena itu ia meminta Lez Lee mengikutsertakannya dalam pertandingan. Setelah berhasil memberi pengertian kepada orangtuanya, Lez Lee mengiyakan permintaan Ronne. Dalam pertandingan pertama yang diikuti, Ronne kalah. Tetapi ia pantang menyerah. Berbagai pertandingan setelah itu ia ikuti dan pengalaman dan kemahirannya semakin meningkat. Tiga tahun kemudian, setelah mengikuti berbagai pertandingan, Ronne berhasil menyabet kejuaraan tingkat lokal. Ia memutuskan untuk ikut pertandingan di tingkat yang lebih tinggi. Maka, piala Olimpiade tahun 1980 berhasil ia rebut. Ia menjadi orang cacat pertama yang meraih kejuaraan tingkat dunia. Dalam wawancara yang diturunkan sebuah media cetak, ia berkata, "Aku sangat yakin bahwa apa yang telah terjadi padaku memiliki sebab-sebab tertentu yang ada di sisi Sang Pencipta. Apapun tantangannya, aku pasti menang." Lebih lanjut ia berkata, "Aku percaya, dengan kemauan yang kuat Anda akan berhasil. Letakkan keyakinan dan kemauan kuat ini dalam perbuatan. Anda pasti terpana melihat hasil yang Anda raih."
Kini Ronne Scallion berhasil mendapatkan delapan pengharagaan untuk sabuk hitam. Selain itu, ia memiliki sebuah tempat pelatihan karate. Muridnya lebih dari tiga ratus orang. Kebanyakan adalah orang-orang cacat yang memiliki harapan besar. Di sini Ronne Scallion baru tahu bahwa Tuhan mengambil dua kakinya, namun Dia memberinya kehidupan yang sempurna dan membuatnya dapat membantu orang lain.
Kisah ini mengandung hikmah bahwa kekuatan pikiran melahirkan keyakinan. Pad gilirannya, ia memberi kekuatan yang mendorong untuk berbuat. Meskipun kamu menghadapi berbagai rintangan, yakinlah bahwa semua itu adalah anugerah dari Allah. Seiring perjalanan waktu, kamu akan sadar bahwa semua yang terjadi adalah untuk kebaikanmu. Yang harus kamu lakukan pertama kali adalah mengubah pikiran, menerima dan mensyukuri anugerah Allah. Kemudian berbuatlah. Dengan demikian kamu akan menyadari bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Disadur dari : "Terapi Berpikir Positif" oleh Dr. Ibrahim Elfiky
0 komentar:
Posting Komentar